Monday 8 November 2010

Dasar Pengelasan Gas dan Bahayanya

Las Gas yang lebih dikenal dengan istilah las karbit,sebenarnya adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2 jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam proses las gas ini gas yang digunakan adalah campuran dari oksigen dan gas lain sebagai bahan bakar. Gas bahan bakar yang paling populer dan paling banyak digunakan di bengkel-bengkel adalah gas asitelin. gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain. Kelebihan yang dimiliki gas asitelin adalah menghasilkan temperatur nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainnya,baik bila dicampur dengan udara ataupun oksigen. Seperti disebutkan,gas asitelin merupakan jenis gas yang paling banyak digunakan sebagai bahan pencampuran dengan gas oksigen.



Jika gas asitelin digunakan sebagai gas pencampur maka seringkali proses pengelsan disebut dengan las karbit. Gas asitelin ini sebenarnya dihasilkan dari reaksi batu kalsium karbida dengan air. Selain dikenal dengan nama las karbit,kadang-kadang masyarakat umum menyebutkan juga dengan nama lain yaitu las MDQ. Proses las gas umumnya dipakai secara manual yaitu dikerjakan oleh tangan juru las atau welder. Oleh karena itu,kualitas sambungan nantinya akan dipengaruhi oleh keterampilan dan keahlian si juru las. Sebenarnya sudah ada pengembangan dari proses las gas ini menjadi semi otomatis. Tentu saja hal itu dilatar belakangi oleh keinginan untuk mendapatkan kualitas sambungan yang lebih baik. Dengan sistem yang sudah otomatis maka pengaturan panas dan pemberian kawat las akan lebih baik lagi. Kebanyakan otomatis system diterapkan pada operasi operasi pemotongan plat logam dimana pada sistem itu kecepatan pemotongan dapat diatur
Proses las gas dapat dilaksanakan dengan pemberian kawat las atau tidak sama sekali. Satu syarat dimana diperlukan logam pengisi atau tidak adalah dilihat dari ketebalan plat yang akan dilas. Jika plat itu tipis maka untuk menyambungnya dapat dilakukan tanpa memberikan logam pengisi,sedangkan untuk pelat tebal diperlukan logam pengisi untuk menjamin sambungan yang optimal. Jika pada pelat tipis dipaksakan harus diberi logam pengisi maka hal itu mungkin saja dilakukan. Akan tetapi pada daerah sambungan akan nampak tonjolan logam las yang terlihat kurang baik. Sedangkan bahaya yang tejadi pada pengelsan terdapat segi negatif dari pekerjaan tukang las, diantaranya adalah berasal dari faktor zat kimia yang terdiri dari elektroda,asap,debu dan gas,kemudian dari zat biologis yaitu bakteri,zat fisis yaitu kebisingan dan temperatur serta dari sisi ergonomik
Pada pekerja las yang diamati akan dilihat mengenai dampak pneumoconiosis adalah metode pengelasa yang digunakan adalah Arc Welding atau menggunakan bahan Consumable Electordes. Material ini akan dapat membuat pekerja las sering terpapar gas-gas berbahaya dan partikulat asing. Radiasi ionisasi pada pengelasan mempunyai cukup energi untuk mengionisasi semua materi yang dilaluinya dan dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa tidak terdapatnya radiasi pengion terhadap pekerjaan dari seorang welder. bahay dari radiasi ionisasi adalah :
1. Kerusakan retina akibat intensitas cahaya yang tinggi
2. kerusakan pada kornea dan katarak akibat radiasi IR
3. Welder flash akibat radiasi UV
4. Mata seperti berpasir,pandangan kabur,mata berair,mata seperti terbakar dan sakit kepala
sumber :http://id.shvoong.com/exact-sciences/engineering/2024074-dasar-pengelasan-gas-dan-bahayanya/

1 comment: